Kamis, 09 Mei 2019

ketika hati, jiwa, dan otak tidak bersatu

Selamat malam jiwa jiwa yang kelam
sendiri sepi dalam kekelaman
meratapi apa yang tidak ada
menanti apa yang tidak pasti

selamat malam hati hati yang rapuh
yang terluka tanpa dilukai
yang terkekang karena ketakutan
yang dicampakkan karena kesedihan

selamat malam otak otak yang kosong
terbelengkalai karena pikiran
terkontaminasi karena ketidakpastian
terputuskan karena terlalu banyak menganalisa

siapakah yang salah ketika jiwa ini rapuh?
siapakah yang salah ketika hati ini kosong?
siapakah yang salah ketika otak ini kelam?

dimana hati ini bersatu tapi otak memikirkan kenegatifan
dan jiwa memikirkan kesedihan tanpa kebenaran
siapakah yang sebenarnya dominan?
disaat ketakukan akan hal yang belum terjadi?

apakah ini ketakukan karena kebijaksaan otak?
apakah ini ketakukan karena suara hati ?
apakah ini ketakukan akan kehilangan jiwa?
apakah ini ketakukan akan ketiadaaan yang menjadi ada?

siapakah yang menggerakan pikiran ini?
otak kah? jiwa kah? hati kah?

ketika kesendiran tanpa kepastian hanya akan mendatangkan kepastian
ketika ketidakmampuan memberikan keputusan akan memunculkan pikiran pikiran

sendiri sepi dalam keindahan dunia semu yang fana
atau
sendiri sepi dalam kenyataan tanpa ada nya kesuaian pikiiran?

siapakah peguasa tubuh ini?